ads
Wednesday, September 23, 2015

September 23, 2015
4
Mei 2015, di Masjid Nabawi Madinah, saat semua orang khusyuk menunaikan shalat berjamaah, tiba-tiba terdengar teriakan kemarahan dari seorang lelaki. Entah dari mana sumbernya. Dugaanku, suara itu bersumber sangat dekat dari mihrab sang imam karena teriakannya terdengar sangat nyaring di pengeras suara. Lambat laun suara itu mengecil, menjauh dari mikrofon sang imam, lalu lenyap sama sekali.

Sampai shalat berjamaah usai kami laksanakan, peristiwa apa yang senyatanya tadi terjadi, belum juga saya ketahui.

"Bisa jadi ada pengagum berat sang imam sehingga dia ingin bisa mendekat dan menyentuh sang imam," kata Ust. Saiful Mehrawi, TL (Tour Leader) kami, yang sekamar dengan saya.

Tapi, buru-buru Ust. Saiful menambahkan, "Bisa jadi juga ada orang yang sangat benci kepada sang imam sehingga dia merangsek mendekati sang imam untuk membunuhnya. Tetapi, bisa jadi juga tadi itu hanya orang stres yang tiba-tiba kumat stresnya."

Kalau tidak salah ingat, barulah saat kami berada di Mekah, di Hotel Al Massa, Ust. Saiful mendapat rekaman peristiwa yang sesungguhnya. Seorang lelaki bertubuh besar --entah dari negara mana-- mencoba mendekati sang imam, tetapi buru-buru ditahan oleh para askar (polisi/sekuriti) yang mengawal sang imam. Oleh para askar, lelaki itu lalu ditarik menjauh dari imam dan keluar dari masjid.

Apa motivasi lelaki itu? Wallahu a'lam. Beragam kemungkinan yang dikatakan Ust. Saiful bisa saja terjadi.

Peristiwa lain yang hampir serupa juga saya alami, entah berapa tahun yang lalu-- saya lupa tepatnya. Saat itu adalah hari raya.

Sebagaimana biasa, saya mendapat amanah untuk menjadi imam shalat sekaligus khatib. Saat Shalat 'Id, suasana normal-normal saja. Tenang dan khusyuk. Begitu pun saat mulai khutbah, tidak ada kejadian yang di luar kewajaran. Barulah di pertengahan khutbah, tiba-tiba terdengar ceracau keras dari barisan lelaki di belakang. Dengan agak bersungut, para jamaah menoleh ke arah sumber suara.

Apa yang diceracaukan?
Namanya juga ceracau, tentu saya tidak bisa memahami apa yang dia ceracaukan, bahkan siapa yang menceracau pun saya tidak tahu. Yang saya tahu, suara itu bersumber dari barisan lelaki di belakang. Itu saja.

Tidak ingin terusik oleh ceracau itu, saya tetap tenang saja melanjutkan khutbah. Tidak sampai satu menit, ceracau itu terhenti sendiri.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Wallahu a'lam. Saya lupa menanyakannya kepada takmir atau panitia Shalat 'Id, sehingga sampai sekarang pun saya tidak mengetahui pasti apa yang terjadi, bahkan menjadi tidak menarik lagi untuk saya mencari tahunya.

Segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa saja dia orang stres yang secara tiba-tiba kumat stresnya. Mungkin juga dia menginginkan khutbah yang interaktif antara khatib dan jamaah. ^_^ Bisa jadi juga dia mengidolakan saya sehingga berteriak-teriak untuk mencuri perhatian saya, sama seperti kalian yang mengidolakan aktor atau artis tertentu, tentu akan berteriak histeris saat bertemu dengan sang idola. :P Yang jelas, tidak mungkin dia ingin membunuh saya karena umat Islam di Indonesia sangat kesohor kesantunannya, kerukunannya, dan kedamaiannya. Walaupun berbeda hari raya, tetap damai dan bersaudara.


*) Selamat hari raya kurban bagi yang merayakannya hari ini. Dan, selamat berpuasa Arafah bagi yang berhari raya esok hari. Karena saya berhari raya esok hari --maka demi keabsahan ibadah-- Shalat 'Id, khutbah, dan penyembelihan kurban tidak saya lakukan hari ini.


Salam embeeekkkkk....! ;)


4 comments:

beyourselfwoman said...

Saya juga qurban tgl 24. Ceritanya seram juga ya, harus selalu waspada, ketika sedang beribadah sekalipun.

Irham Sya'roni said...

Selamat hari raya qurban, ya, Mbak Lusi.

Rani Novariany said...

jadi masih kemungkinan saja yaa.. ^^

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak...