ads
Saturday, July 4, 2015

July 04, 2015
26
Pertanyaan

Assalamu’alaikum. Mas, mau tanya. Kalau kita sedang berpuasa kan boleh marah. Lha kalau marah kan menggugurkan pahala. Terus, bagaimana hukumnya jika kita menyakiti hati seseorang karena kata-kata kita, tetapi kita tidak tahu kata-kata kita telah menyakitinya.
Wassalam...
(Rizqi: 085643872XXX)



Jawaban
Ada dua poin yang bisa kita urai dari pertanyaan Mas Rizqi.

1.    Benarkah marah pasti menggugurkan pahala puasa?
2.   Tidak tahu atau tidak sadar ternyata kata-kata kita telah menyakiti orang lain, bagaimana hukumnya?

Pertanyaan pertama, benarkah marah pasti menggugurkan pahala puasa?

Hakikatnya, puasa tidak hanya menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Akan tetapi, lebih dari itu juga mengajak kita agar menahan dari dari rafats (ucapan kotor) dan lahw (melakukan perbuatan sia-sia). Pada momentum inilah kesabaran kita semakin diuji.[1]

Marah merupakan satu dari sekian banyak ucapan dan perbuatan yang layak kita hindari pada bulan suci ini, sebagaimana sabda Nabi Saw,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan jangan teriak-teriak, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari)[2]

Hadits di atas mengajarkan kepada kita supaya bersabar dan menjauhkan diri kemarahan. Apakah puasa akan batal karena marah? Tidak, puasa tidak batal disebabkan oleh marah. Akan tetapi, pahala berpuasa kita bisa atau berpotensi terkurangi atau bahkan hilang karena marah. Allah –sebagai pemilik hak prerogatif– yang berhak dan lebih tahu bagaimana akan memvonis kemarahan kita, apakah pahala kita akan Dia kurangi atau bahkan dihapuskan secara total.

Walaupun demikian, tidak semua kemarahan itu dilarang. Ada kemarahan yang justru wajib kita luapkan, misalnya ketika ada orang yang menghina Islam, istri/suami kita tidak pernah mau shalat dan puasa, dan sebagainya. Awalnya kita ingatkan dengan baik-baik, jika masih ngeyel barulah kita tegas (marah) kepadanya. Kemarahan seperti inilah yang dibolehkan, bahkan wajib dilakukan.

Pertanyaan kedua, tidak tahu atau tidak sadar ternyata kata-kata kita telah menyakiti orang lain, bagaimana hukumnya?

Pepatah Arab mengatakan,

سَلاَمَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ

Keselamatan manusia itu bergantung pada kepandaiannya menjaga lisan.

Dalam hadits Nabi Saw juga disabdakan,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka ucapkanlah perkataan yang baik, atau (jika tidak) maka diamlah.” [3]

Karena itulah anugerah Allah berupa lisan ini harus benar-benar kita jaga agar senantiasa berucap yang baik.

Bagaimana jika sudah berusaha menjaganya, tetapi ternyata orang lain tetap merasa tersakiti oleh ucapan kita, padahal sama sekali kita tidak berniat menyakitinya?

Dari Ibnu Abbas, diceritakan bahwa Rasulullah Saw bersabda,


إِنَّ اللهَ تَـجَاوَزَ لِـيْ عَنْ أُمَّتِيْ الْـخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ


“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memaafkan umatku karenaku: kesalahan (yang tanpa disengaja), (kesalahan karena) lupa, dan kesalahan yang terjadi karena kondisi terpaksa.”

Jadi, apa yang terjadi dengan Anda sebetulnya termasuk ketidaksengajaan, insyaAllah diampuni oleh Allah. Walaupun demikian, lebih mulia lagi jika Anda juga tidak berat hati untuk meminta maaf kepada orang yang tanpa sengaja Anda sakiti tersebut.

Wallahu a’lam





[1] Sabar, yang diserap dari bahasa Arab shabrun, pada dasarnya mengandung inti makna yang hampir sama dengan puasa (shiyah, shaum, & imsak), yakni ‘menahan diri’.

26 comments:

beyourselfwoman said...

Minta maaf itu bisa menyembuhkan sakit hati & diampuni Allah juga ya mas :)

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak, insyaAllah.

Mas Huda said...

beberapa waktu yang lalu aku sempat marah kepada anak-anak di panti karena mereka malah maen waktu tak ajak buat kandang ayam.... astaghfirullah

Irham Sya'roni said...

Hehehe... begitulah anak2. Sama seperti anak2 saya. :)

Muhammad Lutfi Hakim said...

Sepertinya banyak yang salah paham tentang apakah marah itu membatalkan puasa atau tidak. Padahal yang dimaksud membatalkan di situ, sebagaimana penjelasan sampean,adalah potensi hilang atau berkurangnya pahala karena marah.

Semoga di bulan Ramadan ini kita bisa mengendalikan diri dan menjaga amarah kita, ya, Pak.

Irham Sya'roni said...

Aamiin ya Rabbal'alamin...

Semoga Mas Lutfi juga kuat menahan ujian "perhiasan dunia" di sana. Hehe...

Muhammad Lutfi Hakim said...

Hehehe... amin.

Unknown said...

pembahasannya mencerahkan nih,hehe semoga kita senantiasa bisa mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik, sayang sekali kalau pahala puasa di kurangi karena kita tidak bisa menahan amarah :)

Irham Sya'roni said...

Aamiiin

Irham Sya'roni said...

Iya, Mbak. Semoga kita bisa menahan emosi dan lebih sabar, ya. Aamiin :)

aira abdullah said...

ust... bln puasa kmrn sy menegur pekerja bangunan yg ga pada puasa,memang sih mereka bkn kerja utk sy,tpi kan mereka ada dilingkungan sy,jdi sy merasa wajib utk mengingatkn mereka,buntutnya... skrg klo sy berpapasan mereka pada cemberut gitu,hi hi

Irham Sya'roni said...

Menasihati orang yang tidak karib dengan kita tentu berbeda cara, rasa, dan efeknya bila dibandingkan dengan menasihati orang yang karib dan biasa becanda dengan kita. :)

Unknown said...

Pa Ustad saya mau nanya,misalnya ada oranh yang tidak berpuasa,tapi dia memarahi (memaki) orang yg sedang berpuasa,itu gmna yah??

Irham Sya'roni said...

Jika tidak ada alasan yang bisa diterima oleh syari'at Islam, maka memarahi atau memaki orang lain --yang sedang berpuasa atau tidak berpuasa-- adalah berdosa.

Cara Membuat NPK Organik Cair said...

nice inpoh gan, sukron buat nasehatnya

Irham Sya'roni said...

Sama-sama, terima kasih kembali.

Anonymous said...

Assalamualaikum
Mau numpang tanya mas, apabila orang sedang berpuasa dan menyakiti hati orang yang tidak berpuasa itu bagaimana hukumnya ya?
Syukron
Wassalamualaikum

Irham Sya'roni said...

Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Menyakiti hati orang lain, baik sedang berpuasa atau tidak, adalah dosa.

Unknown said...

Assalamualaikum
Siapakah yg diantara suami atau istri yg memancing2 emosi diantara salah satunya dan jg hukumnya puasa apakah sah atau hilang

Unknown said...

Mas kalau kita marah kepada orang yang didapati orang itu sedang minum di bulan ramadhan,padahal orang itu melakukan nya di tempat yang tertutup yang yang gak dilihat orang lain apakah bisa membatalkan puasa kita ?
Terimakasih

Irham Sya'roni said...

@Unknown1: pertanyaan belum sempurna sehingga kurang memahamkan. Tentang hukum puasanya, tetap sah.

Irham Sya'roni said...

@Unknown2: orang minum maka batal puasanya. Orang marah, tidak batal puasanya.

Unknown said...

Apa ngga salah tafsir 😂 menyakiti hati manusia itu berat lho.. nanti di hari akhir kalo orang yg belum memaafkan kita dan kita belum meinta maaf padanya wah bisa jadi salah satu penghalang masuk surga.. makanya hati² berurusan dgn manusia itu sulit dihadapan allah..

Kalo melakukan kesalahan terhadap allah dan dia bertaubat kan berhadapan dgn allah langsung tuh.. minta maaf ke allah.. kalo ke manusia mana bisa kalo kita ga minta maaf ga ada itikad baik mana bisa wkwkwk

Unknown said...

Nah ayat di atas kan allah berfirman " Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memaafkan umatku karenaku: kesalahan (yang tanpa disengaja),ini kesalahan kepada allah.. bukan ke manusia.

Irham Sya'roni said...

"Ayat di atas?"
Dalam artikel tidak ada ayat lho.. :)

Irham Sya'roni said...

Tafsir??
Mungkin yang Anda maksud adalah syarh hadits.
Silakan baca https://www.dorar.net/hadith/sharh/128788