ads
Sunday, November 17, 2013

November 17, 2013
Fatimah lahir di Mekkah pada Jumat, 20 Jumadil akhir, pada tahun kelima sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul. Tahun kelahirannya bertepatan dengan peristiwa besar, yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui.

Kelahiran Fatimah disambut gembira oleh Rasulullah dengan memberikan nama Fatimah dan julukannya adalah Az-Zahra (Berseri). Sejak kecil, Fatimah mempunyai pembawaan yang tenang dan perangai yang  agak  melankolis. Dia sangat mirip dengan ayahnya, baik roman muka maupun dalam hal kebiasaan yang saleh. Badan yang lemah dan kesehatan yang buruk membuat dia tidak bisa bermain bersama teman-temannya. Rasulullah menjadi guru yang membimbing dan mengaspirasi dia hingga ia menjadi perempuan berbudi tinggi, ramah-tamah, simpatik, dan tahu mana yang benar dan yang buruk. Fatimah adalah anak perempuan yang paling disayang ayahnya dan sangat berbakti terhadap  Nabi setelah  ibunya meninggal  dunia.  Dialah  sangat  berjasa mengisi kekosongan di hati Nabi setelah ditinggalkan istrinya, Khadijah.

Ketika menginjak usia lima tahun terjadi peristiwa besar terhadap ayahnya yaitu turunnya wahyu dan tugas berat yang diemban oleh ayahnya. Ia juga menyaksikan kaum kafir melancarkan gangguan kepada ayahnya sampai cobaan yang berat dengan meninggal ibunya Khadijah. Ia sangat pun sedih dengan kematian ibunya. Pada saat kaum muslimin hijrah ke Madinah, Fathimah dan kakaknya Ummu Kultsum tetap tinggal di Mekkah sampai Nabi mengutus orang untuk menjemputnya.

Beranjak remaja, beberapa sahabat menemui Rasul untuk melamar Fatimah, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Namun Rasul menolak keduanya dengan halus. Tapi kemudian, Ali bin Abi Thalib, pemuda yang telah dibesarkan oleh Nabi sendiri, seorang laki-laki yang padanya tergabung berbagai kebajikan  yang  langka,  bersifat  kesatria  dan  penuh keberanian,  kesalehan,  dan  kecerdasan juga bermaksud melamar Fatimah. Lamaran Ali diterima oleh Rasul.

Fatimah menikah dalam usia hampir delapan belas tahun. Ia menjalani kehidupan yang sangat sederhana bersama Ali. Ali bekerja keras tiap hari untuk mendapatkan nafkah, sedangkan istrinya melaksanakan tugas-tugas rumah tangga tanpa memiliki pembantu, seperti menggiling gandum, mengambil air dari sumur dan sebagainya. Pasangan suami-istri ini terkenal saleh dan dermawan. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis melangkah pintunya tanpa memberikan apa saja yang mereka punyai, meskipun mereka sendiri masih lapar.

Setelah setahun menikah Fatimah dan Ali dikaruniai anak bernama Al-Hasan. Setahun kemudian lahirlah Husein pada bulan Sya’ban tahun ke 4 H. Pada tahun ke 5 H ia melahirkan anak perempuan bernama Zainab dan yang terakhir bernama Ummu Kultsum. Ia wafat 6 bulan sejak ayahnya meninggal. Tepatnya pada malam selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 H dalam usia 27 tahun.


0 comments: